Perang Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945

Pertemuan di Dalat

Setelah Jepang semakin terpojok karena dua kota terbesarnya sudah di bom oleh Amerika Serikat dan pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu.

Dua hari sebelum Jepang menyerah kepada sekutu atau tepatnya pada tanggal 12 Agustus 1945, tiga tokoh nasional, yang terdiri dari Dr. Radjiman Wedyodiningrat, Ir. Soekarno, dan Drs. Mohammad Hatta memenuhi undangan dari Jenderal Terauchi di Dalat (Vietnam Selatan). Jenderal Terauchi merupakan Panglima tentara besar tentara Jepang di Asia Tenggara.

Pada pertemuan yang terjadi di Dalat antara tiga tokoh nasional dan Jenderal Terauchi ada beberapa hal yang disampaikan oleh Jenderal Terauchi, adapun beberapa hal yang disampaikan sebagai berikut.

Pertemuan yang terjadi di Dalat seharusnya menjadi sebuah momentum atau kesempatan Indonesia untuk merdeka. Namun, pada pertemuan yang terjadi di Dalat itu terjadi perbedaan pendapat antara tokoh golongan tua dan golongan muda. Hingga pada akhirnya perdebatan yang terjadi mendapatkan titik temu.

Sejarah Proklamasi Kemerdekaan

Plan B Proklamasi di Jalan Prapatan 10

Di Jalan Prapatan 10 Jakarta, para pemuda militan siap mengantisipasi serangan atau gangguan pihak Jepang. Mereka siap membacakan teks proklamasi di asrama Jalan Prapatan 10 jika upacara bendera di Jalan Pegangsaan Timur 56 tahu-tahu dilarang.

Para tokoh bangsa berdatangan ke kediaman Ir. Soekarno menjelang pukul 10.30. Adapun susunan acara yang telah disusun terdiri atas pembacaan proklamasi, pengibaran bendera Merah Putih, dan sambutan oleh Wali Kota Soewirjo dan dr. Muwardi.

Sebelum acara dimulai, Drs. Moh. Hatta datang mengenakan pakaian putih-putih. Setelah semua siap, upacara dimulai. Latief Hendraningrat mempersilakan Soekarno dan Mohammad Hatta maju ke depan.

Peserta Upacara 17 Agustus 1945 Membawa Senjata

Sekitar 500 peserta upacara 17 Agutus 145 hadir di peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia.Mereka hadir dengan membawa apapun sebagai senjata ke Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.

Sebab, mereka khawatir dengan keberadaan bala tentara Dai Nippon Jepang yang masih ada di Jakarta meskipun kekuasaannya sudah jatuh ke tangan Sekutu.

Pengaruh Kekalahan Jepang terhadap Kemerdekaan Indonesia

Kekalahan Jepang memberikan momentum bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Para pejuang Indonesia melihat kesempatan untuk memproklamasikan kemerdekaan mereka sendiri, bukan sebagai hadiah dari Jepang.

Latar Belakang Perjuangan Kemerdekaan

Sejarah kemerdekaan Indonesia dimulai dari masa penjajahan yang berkepanjangan. Bangsa Indonesia telah lama dijajah oleh Belanda dan Jepang. Perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak hanya terjadi dalam satu peristiwa, melainkan merupakan hasil dari perjuangan yang panjang dan berliku-liku.

Peristiwa Rengasdengklok

Pada bulan Agustus 1945, Soekarno dan Hatta kembali ke tanah air dari Dalat. Mereka bertemu dengan Mayor Jenderal Oosugi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang.

Nishimura mengemukakan bahwa Jepang harus menjaga status quo dan tidak dapat memberi izin untuk mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia seperti yang dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat.

Soekarno dan Hatta menyesali keputusan tersebut dan menuju ke rumah Laksamana Maeda untuk melakukan rapat guna menyiapkan teks Proklamasi.

Penyusunan Teks Proklamasi

Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo, dan disaksikan oleh Soekardi, B.M. Diah, Sudiro, dan Sayuti Melik. Teks Proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri.

Setelah selesai disepakati, Sayuti Melik menyalin dan mengetik teks tersebut menggunakan mesin tik milik Mayor Dr. Hermanto Kusumobroto (dari kantor perwakilan Angkatan Laut Jerman).

Pembacaan Teks Proklamasi

Pada tanggal 17 Agustus 1945, teks Proklamasi kemerdekaan Indonesia mulai dibacakan oleh Ir. Soekarno didampingi Mohammad Hatta pada pukul 10.00 di serambi depan rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Djakarta (sekarang Jalan Proklamasi Nomor 5, Jakarta Pusat).

Setelah pembacaan teks Proklamasi, bendera pusaka merah putih dikibarkan untuk pertama kalinya yang disaksikan oleh masyarakat di Jakarta.

Penyebaran Berita Proklamasi

Segera setelah Soekarno membacakan teks Proklamasi, kabar kemerdekaan Indonesia langsung tersebar hingga ke seluruh pelosok negeri. Berita Proklamasi disebarkan melalui beragam cara, mulai dari siaran radio, telegram, surat kabar, pamflet, hingga dari mulut ke mulut. Tokoh-tokoh yang menyebarkan berita Proklamasi antara lain Sukarni, Supardjo, BM Diah, Syahruddin, dan Ki Hajar Dewantara.

Peringatan Hari Kemerdekaan

Setiap tanggal 17 Agustus, masyarakat tanah air selalu memperingati hari Proklamasi. Tanggal tersebut merupakan titik balik dari sejarah kemerdekaan Indonesia yang cukup panjang, dimana sebelumnya penduduk tanah air sempat dijajah selama bertahun-tahun. Peringatan ini meliputi pengibaran bendera Merah Putih dan sambutan oleh walikota pada saat itu, yaitu Suwiryo dan Muwardi.

Perjuangan Setelah Proklamasi

Perjalanan Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaan memang tidak sebentar. Penduduk tanah air harus merasakan penjajahan yang kejam dalam kurun waktu bertahun-tahun.Bahkan setelah Proklamasi dikumandangkan pun, masih banyak perjuangan lainnya yang harus ditempuh seperti pembuatan naskah UUD 1945 dan lainnya, agar Indonesia bisa menjadi negara seperti sekarang.

Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia – Pengumuman kemerdekaan pada suatu negara merupakan impian yang dimiliki oleh setiap negara terutama bagi negara dan bangsa yang sudah lama dijajah, seperti Indonesia.

Waktu Indonesia mengumumkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, maka seluruh masyarakat Indonesia sangat senang karena mereka sudah terlalu lama dijajah oleh beberapa negara seperti Belanda dan Jepang.

Bukan hanya senang, tetapi bangsa Indonesia juga mendapatkan semangat kemerdekaan yang tinggi yang dilandasi dengan rasa keberanian untuk mengambil keputusan dan membela kebenaran.

Dengan pengumuman Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada dunia maka Indonesia telah dinyatakan sebagai negara baru yang memiliki kedudukan yang sama dengan negara-negara lain yang sudah melakukan Proklamasi Kemerdekaan. Bagi negara yang belum merdeka maka pengumuman Proklamasi Kemerdekaan pada dunia adalah suatu impian yang sangat didamba-dambakan.

Setiap negara punya sejarah sendiri untuk melakukan Proklamasi Kemerdekaan. Sama halnya negara dan bangsa Indonesia yang di mana sejarah Proklamasi Kemerdekaannya membutuhkan beberapa hal, seperti menggunakan rumah Laksamana Muda Maeda, pemilihan naskah Proklamasi, dan lain-lain.

Namun, sebelum membahas tentang sejarah singkat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, sebaiknya kita kenali dulu apa arti dari “proklamasi kemerdekaan”. Dengan mengetahui “proklamasi kemerdekaan” maka kita bisa merasakan rasa kemerdekaan pada suatu negara. Berikut pengertian “Proklamasi Kemerdekaan”.

Arti Penting Proklamasi Bagi Bangsa Indonesia

Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan suatu hal yang berarti sehingga memberikan arti penting bagi bangsa Indonesia. Berikut beberapa arti penting Proklamasi Kemerdekaan Indonesia bagi bangsa Indonesia.

Perjuangan para pemuda pada saat itu sangatlah penting karena jika mereka tidak bersikeras untuk memindahkan Soekarno dan Mohammad Hatta maka kemungkinan besar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tidak jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945.

Setelah mengetahui sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia walaupun hanya secara singkat kita jadi tahu bagaimana perjuangan yang dirasakan ketika merancang teks Proklamasi hingga pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Hingga saat ini, walaupun hari kemerdekaan Indonesia sudah terlewati, jasa para pahlawan dan pengalaman mereka memperjuangkan hari kemerdekaan yang jatuh tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 tetap terasa hingga sekarang yang diabadikan pada buku Senyum Tawa di Hari Kemerdekaan.

Menyanyikan Lagu Indonesia Raya

Acara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diakhiri dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lagu tersebut diciptakan Wage Rudolf (WR) Soepratman, jurnalis dan penulis lagu yang kelak juga menjadi pahlawan nasional Indonesia. Selesainya proklamasi kemerdekaan Indonesia menandai berdirinya Republik Indonesia.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait Sejarah Proklamasi

Peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia dilangsungkan pada Jumat, 17 Agustus 1945, atau tanggal 17 Agustus 2605 berdasarkan tahun kalender Jimmu Jepang. Teks proklamasi dibacakan Soekarno, didampingi Mohammad Hatta. Proklamasi kemerdekaan RI berlangsung di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta Pusat.

Sebelumnya, Mohammad Hatta meminta golongan muda yang bekerja di Kantor Berita Domei untuk memperbanyak memperbanyak teks proklamasi dan menyiarkannya, seperti dikutip dari Pasti Bisa Sejarah Indonesia oleh Tim Ganesha Operation. Soekarni, contohnya, bertugas menyebarkan berita kemerdekaan Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peristiwa Rengasdengklok

Pada awalnya peristiwa pemboman kota Hirosima dan Nagasaki disembunyikan agar tidak ada yang tahu, tetapi pada akhirnya peristiwa tersebut terdengar sampai ke telinga para pemuda lewat siaran radio BBC di Bandung sehingga membuat mereka segera bergerak dan meminta Proklamasi Kemerdekaan Indonesia segera dikumandangkan.

Para pemuda tersebut di bawah pimpinan Chaerul Saleh melakukan rapat dan rapat tersebut menghasilkan beberapa keputusan, yaitu kemerdekaan adalah hak rakyat Indonesia, Pemutusan hubungan dengan Jepang, dan Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta diharapkan untuk segera membacakan Proklamasi Kemerdekaan.

Setelah mendapatkan keputusan dari rapat yang diadakan, kemudian para pemuda tersebut mengirim utusan (Wikana dan Darwis) agar segera bertemu dengan Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta untuk menyampaikan hasil rapat tersebut dan meminta Proklamasi Kemerdekaan segera dilaksanakan pada 16 Agustus 1945.

Dengan alasan Jepang masih bersenjata lengkap dan memiliki tugas menjaga status quo maka gagasan para pemuda tersebut ditolak oleh golongan tua sehingga terjadi perbedaan pendapat.

Wikana dan Darwis menyampaikan hasil laporan dari pembicaraan dengan Soekarno dan Mohammad Hatta kepada para pemuda yang sudah berkumpul di Asrama Menteng 31. Para pemuda yang berkumpul terdiri dari Chaerul Saleh, Yusuf Kunto, Surachmat, Johan Nur, Singgih, Mandani, Sutrisno, Sampun, Subadio, Kusnandar, Abdurrahman, dan Dr. Muwardi.

Para pemuda tersebut merasa kecewa setelah mendengar hasil laporan tersebut sehingga membuat suasana rapat menjadi panas. Kemudian para pemuda tersebut membuat gagasan untuk mengamankan Soekarno dan Hatta untuk dengan cara keluar kota yang jauh. Untuk hal ini, para pemuda tersebut menyerahkan tugas ini kepada Syudanco Singgih dan kawan-kawan dari PETA Jakarta.

Sukarni dan Yusuf Kunto mendampingi Syudanco Singgih dalam menjalankan tugasnya. Menurut Singgih, Rengasdengklok merupakan tempat yang tepat dan aman untuk Soekarno dan Hatta. Pada 16 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta dibawa ke Rengasdengklok. Saat di Rengasdengklok, para pemuda berusaha dengan keras supaya Soekarno dan Mohammad Hatta segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan.

Awalnya, Soekarno dan Mohammad Hatta tidak ingin melakukan Proklamasi Kemerdekaan. Namun, setelah melakukan perundingan dengan kelompok pemuda dan Ahmad Subardjo.

Akhirnya, Soekarno dan Mohammad Hatta akan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta. Setelah selesai memproklamasikan kemerdekaan, sore harinya Soekarno dan Mohammad Hatta kembali ke Jakarta bersama Ahmad Subardjo dan Sudiro.

Peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945

Berikut kronologi peristiwa proklamasi 17 Agustus 1945.